Rabu, 30 Juli 2008

Puisi Buat si Kecil

Langkah-langkah kecil berlari
Langkah-langkah kecil mulai mengenali
sekitar yang penuh dengan suka
Baginya hidup ini adalah keindahan
Baginya yang kalut dia tidak ingin

Langkah-langkah kecil berlari
Berhenti dan terus berlari
Senyum, tawa dan canda suka
Hidupnya harus penuh kasih

Langkah-langkah kecil berlari
Terus berlari hingga asa tercapai
Tangis tawa menyertai
Oh... hidup ini buat dia adalah baru
Semua yang perlu kita tahu
Bahwa si kecil tak mau dia diganggu....

Terus-terus lah berlari
capai cita dan harapan .......................

Selasa, 29 Juli 2008

FOR ABAH

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Met belajar buat abah tercayang, moga abah senantiasa diberikan kesabaran dan semangat dalam berjuang guna menuju sesuatu yang lebih baik dan bermakna. Kami mendo’akan abah semoga berhasil dan dapat menyelesaikan pendidikan ini tepat waktu.

Gimana ya kalo abah nanti udah lulus, anak-anak udah mulai besar, pasti seneng dan bangga punya abah seperti sampeyan.
Pesen Umi dan anak-anak jaga diri selalu, jangan gampang terlena oleh keadaan sekitar dan kenikmatan sesaat yang dapat menghancurkan kebahagiaan yang telah kita perjuangkan bertahun-tahun.
Karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi kelak .

Salam dari kami bertiga buat abah. Mmmmmmuuuuuuuahhhhhh…….

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Kamis, 24 Juli 2008

Untuk Istriku

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Pa kabar , dik aku sangat kangen padamu dan juga anak-anak. Bagiku hidup tanpamu seakan-akan terasa hampa hal ini terasa sekali di hari-hari aku skul hidupku hanya berkutat pada komputer,nulis,baca dan tidur. Dik aku merasakan kesepian di 6 jam perjalaan ini semoga aku segera nyelesain skul dan dapat berkumpul lagi dengan anak-anak dan tentunya istriku. Semoga semua sehat dan damai..... dariku yang selalu mencintaimu...

WassalamMempublikasikan Posting

Menyambut 63 tahun Indonesia Merdeka

Kurang seminggu lagi bulan Agustus tiba, hari-hari di bulan ini terasa heroik sekali. Tepat pada tanggal 17 Agustus 2008 Indonesia berulang tahun kemerdekaan yang ke-63. Aroma keheroikan sudah terasa mulai dari tingkat RT-RW, kecamatan, kabupaten dan propinsi bahkan Negara sudah mempersiapkan beberapa agenda untuk memperingatinya. Hal ini merupakan budaya secara hegemonik dalam menyambut datangnya HUT RI. Selama sebulan penuh masyarakat sangat antusias, berpartisipasi dalam berbagai kegiatan baik dalam berbagai lomba, do’a dan perenungan bersama. Selama bulan Agustus nyaris orang akan melupakan berbagai banyak persoalan di dalam masyarakat, mereka tidak akan memikirkan biaya BBM yang mahal, persoalan hidup yang semakin sulit, susahnya mencari pekerjaan, gaji yang kecil dan sebagainya. Hal ini membuktikan bahwa nasionalisme bangsa ini masih dominan dan potensial. Rasa memiliki tanah air dan bangsa bagi mereka adalah suatu hal yang membanggakan. Bahkan mereka berpartisipasi bukan hanya tenaga, melainkan pikiran, dana dan seluruh jiwa raganya. Hal ini merupakan cermin bangsa Indonesia tidak ingin terjajah oleh siapapun juga kebijakan-kebijakan pemerintah yang seakan-akan menjajah masyarakat kecil.

Ekonomi

Dalam hal ini penulis mencoba mempertanyakan kembali kebijakan pemerintah tentang ekonomi kerakyatan yang sudah lama digaung-gaungkan. Walaupun sebenarnya pemerintah bersama lembaga-lembaga lain seperti World Bank dan donatur-donatur negara asing telah mengucurkan banyak dana hibah dan dana UKM dalam bentuk berbagai program. Akan tetapi distribusinya tidak merata, dan pembinaan ke masyarakat juga belum mengena. Memang pembinaan dan pemberian program dilakukan berkala dan bergilir kepada masyarakat, namun pengelolaan yang dilakukan oleh Lembaga Masyarakat juga terasa kurang mengena. Hal ini terbukti masih banyak anggota masyarakat yang kurang mengerti dan mengenal program tersebut. Dan masih banyak juga masyarakat yang mengganggur dan tidak punya pekerjaan. Sementara mereka memiliki tanggungan anak yang sekolah. Hal ini tidak mengherankan jika semakin banyak anak putus sekolah. Menurut laporan pada akhir juni 2008 jumlah anak putus sekolah mencapai lebih dari 20 juta orang dan mengharuskan mereka bekerja di bawah umur 15 tahun. Hal ini sangat bertentangan dengan UU No 13/2003 tentang Ketenagakerjaan yang melarang keras anak usia <15 style="">

Pendidikan Masyarakat

Di 63 tahun Indonesia merdeka kita berharap banyak kepada segenap instansi baik pemerintah maupun swasta, LSM-LSM yang concern kepada society development agar senantiasa memberikan pendidikan di masyarakat. Pendidikan model apa yang harus diberikan ? Pendidikan yang bermodel dan berbasis pada masyarakat, budaya dan lingkungan yang ada. Pendidikan dapat berupa kewirausahaan, pendidikan politik yang sehat, pendidikan agama, pendidikan perkoperasian dan sebagainya. Banyak hal yang sebenarnya dapat dilakukan di masyarakat. Kita melihat banyak daerah di beberapa propinsi yang dulunya sangat dipandang tidak berpotensi akhirnya dengan sentuhan cerdas dan inovatif dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Kita tidak harus berharap banyak dari negara yang sebenarnya masih memiliki banyak pekerjaan rumah. Namun kita mengembalikan azas gotong royong yang merupakan ciri khas budaya nenek moyang. Bukan berarti gotong royong dalam korupsi berjama’ah, atau gotong royong menindas masyarakat. Tapi gotong royong dalam arti sebenarnya yang meliputi gotong royong dalam berfikir, mencari terobosan baru, penggalangan dana, berinovasi dan sebagainya. Otonomi daerah sudah berjalan sekitar 8 tahun dan ini merupakan kesempatan daerah untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakatnya bukan peningkatan dan penggelembungan dana pribadi pejabat. Kita dapat melihat bagaimana di Kabupaten Lamongan yang dulu gersang di kawasan pantai utara dipermak habis-habisan menjadi potensi wisata bahari yang indah dan komersil. Kita juga melihat keberhasilan Gubernur Gorontalo yang berhasil menciptakan inovasi dengan tanaman jagungnya sehingga meningkatkan sumber daya alam dan kesejahteraan masyarakatnya. Dan banyak lagi inovasi-inovasi yang harus dilakukan dalam bidang wirausaha, waralaba, potensi wisata, industri rumah tangga, koperasi dan sebagainya. Kegotong royongan ini sangat perlu. Saya pernah melihat sendiri bagaimana kegotong royongan yang dilakukan warga Pekalongan atau daerah-daerah di sekitarnya yang masih sangat kental. Ketika salah satu warga ingin membangun sebuah rumah, maka mereka menyumbang semen, pasir, batu-bata dan sebagainya dan akhirnya rumah dapat terwujud. Begitu sebaliknya jika warga lain membangun maka perilaku itu akan sama dilakukan oleh masyarakat lain. Walaupun demikian perubahan-perubahan yang kontradiktif di masyarakat akibat peningkatan BBM, listrik, PDAM atau apapun membuat masyarakat dapat mengambil hikmahnya, betapapun hidup adalah tantangan dan hal itu kental di masyarakat kita. Mereka tidak akan berpangku tangan ketika mereka kekurangan. Mereka akan bekerja seadanya, serabutan dan musiman asalkan mereka mendapatkan penghasilan. Betapapun parahnya negara ini jangan jadikan masyarakat menjadi pengemis. Sangat perlu dilakukan pendekatan dan pendidikan di masyarakat bahwa ini adalah badai dan badai pasti akan berlalu. Rasa optimis harus ditegakkan dengan segala usaha dan doa agar perjuangan masyarakat menjadi masyarakat madani yang mandiri akan terwujud.

Pola Pengembangan SDM

Regenerasi di masyarakat memang pasti terjadi. Pada usia produktif masyarakat kita dikenal pantang menyerah, ini terbukti dalam skala mikro di pedesaan, masyarakat petani tidak akan berhenti bertani, masyarakat pedagang kecil tidak akan berhenti berdagang dan jualan. Mereka tetap survive menatap masa depan. Walaupun angka pengangguran masih terus meningkat, pemerintah tidak perlu pesimis dan apatis. Didukung oleh segenap instansi, LSM dan lembaga masyarakat harus terus dan berkesinambungan dilakukan pembinaan Sumber Daya Manusia. Hal ini tidak membutuhkan biaya yang kecil namun hal ini merupakan tantangan global. Pola-pola pengembangan SDM telah banyak dilakukan oleh lembaga pendidikan baik formal maupun non formal, banyaknya Perguruan Tinggi yang telah menerapkan pembinaan pada mahasiswa pada bidang kewirausahaan (enterpreunership) dan pengembangan softskill. Bahkan di beberapa kampus telah menerapkan tidak akan memberikan ijazah S1-nya jika mahasiswa belum menciptakan lapangan kerja sendiri seperti yang dirintis oleh Universitas Brawijaya Malang dan Universitas Ciputra. Karena pola hegemonik lulusan S1 yang setelah lulus kemudian mencari lapangan kerja, melamar jadi pegawai negeri atau swasta sangat banyak terjadi. Walaupun itu tidak salah akan tetapi lulusan sarjana yang diharapkan menjadi garda terdepan dalam pembinaan lingkungan masyarakat dan simbol intelektual akan terjebak dalam hegemonik mencari pekerjaan yang notabene mereka sudah dibekali oleh ilmu-ilmu yang dapat dikembangkan untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru. Dalam rangka menyambut 63 Indonesia Merdeka dan menghormati jasa-jasa para superhero kita yang telah mengorbankan segalanya untuk bangsa ini, kita bersama-sama mengenali kembali lingkungan kita, jaga kebersamaan kita, kita galakkan gotong royong membangun daerah , negara dan bangsa ini agar tidak menjadi bangsa yang tertindas oleh kebijakan-kebijakan sendiri yang akhirnya menyengsarakan dan menciptakan problem-problem yang sangat komplek.

Refleksi Sosial dan Harapan

(menyambut 63 tahun Indonesia Merdeka)

Firdaus ZA *)

Sebelumnya patut kita syukuri karena maha pencipta masih memberikan kesempatan kepada kita hingga dapat merayakan 63 tahun Indonesia Merdeka yang sebentar lagi kita peringati. Patut kita bangga masyarakat Indonesia sudah semakin cerdas dan berkualitas hal ini dapat kita rasakan betapa carut marutnya penataan hukum dan aturan-aturan yang ada di negeri ini menerpa masyarakat kalangan bawah, akan tetapi kita masih dapat survive di era global seperti ini. Belum lagi sebagian generasi muda dapat memberikan citra yang baik dengan memenangi berbagai olimpiade sains, matematika, fisika, biologi di kancah internasional, walau tidak dapat dipungkiri masih banyak generasi muda yang mencari jati diri, tidak beraktivitas secara aktif dan tingkat kenakalan remaja yang masih tinggi.

Refleksi Kepemudaan

Menjelang 80 tahun hari sumpah pemuda dan menyongsong 63 tahun Indonesia Merdeka masalah kepemudaan menjadi permasalahan yang rumit. Bagaimana tidak persoalan-persoalan kemasyarakatan terjadi pada usia-usia produktif dimana pada umur di atas 15 tahun hingga 30 tahun adalah masa-masa pencarian jati diri, permasalahan-permasalahan yang timbul adalah tingkat kenakalan remaja yang tinggi, penggunaan narkoba di kalangan remaja, perilaku seks bebas, persaingan mencari lapangan kerja, masih menghantui Indonesia tercinta. Hal ini karena persoalan-persoalan pemuda belum menjadi konsentrasi yang maksimal oleh pemerintah. Walaupun konsentrasi kepada pendidikan masih dominan, namun pembentukan karakter kepada pemuda yang lebih spesifik sangatlah kurang. Dibukanya kran media dan pers di era reformasi menciptakan media-media dari berbagai modelnya yang menciptakan trend sendiri di kalangan pemuda sehingga mode-mode kekinian sangat cepat ditiru oleh kalangan muda. Fasilitas serba instan mulai dari makanan, telekomunikasi, internet, dan sebagainya sangat memudahkan aktivitas mereka bergerak tanpa harus susah payah. Namun hal ini berdampak sangat besar terhadap pola pikir pemuda. Secara global efek ini tidak dapat disalahkan, misalnya saja dalam persaingan telepon selular yang dulu merupakan fasilitas kelas atas, sekarang sudah banyak dinikmati oleh setiap kalangan tanpa mengenal kasta. Mulai siswa SD, SMP hingga Perguruan Tinggi sudah akrab dengan telepon selular. Berbagai promosi tentang layanan selular dengan harga murah sangat memacu pertumbuhan komsumsi pengguna selular. Hal ini merupakan faktor turunnya nilai kekerabatan antar anggota masyarakat. Karena faktor jarak tanpa batas dan dapat terhubung sewaktu-waktu. Akibatnya persoalan-persoalan riil yang menyentuh pada kondisi keluarga, tatap muka dan sifat-sifat kegotong royongan terasa sudah mulai menurun. Di kalangan siswa penggunaan selular yang terasa kurang penting menjadi konsumsi sehari-hari. Tema-tema penggunaan HP dilakukan tidak digunakan untuk hal-hal yang begitu penting, seperti gosip, fitnah, pacaran dan sebagainya. Beberapa permasalahan ini tidak dapat disalahkan. Siapa yang disalahkan?. Fenomena ini patut kita cermati dan pahami sebagai bagian dari problem sosial kekinian pada masyarakat. Bukan hanya terjadi di perkotaan bahkan di pedesaan sudah bukan barang baru lagi. Mode-mode yang cepat berkembang terasa cepat diterima karena adanya Televisi yang selama 24 jam hampir senantiasa hadir di hadapan kita. Program-program acara yang senantiasa menampilkan kekerasan, vulgarisme dan propaganda iklan selalu memenuhi otak kita. Arus informasi ini tidak dapat dibendung, arus informasi ini berjalan secara linier sesuai dengan kemajuan era informasi. Masyarakat hendaknya senantiasa mewaspadai setiap anggota keluarganya agar selalu bertindak, berbuat secara wajar sesuai norma-norma yang ada di masyarakat. Kebebasan pers pada era reformasi ini sungguh sangat dasyat, segala opini, wacana, hiburan dan informasi senantiasa dapat diakses secara cepat oleh masyarakat. Hanya satu cara untuk menghadang lajunya informasi ini, yakni perlunya setiap individu memilah-milah informasi yang baik, yang berguna dengan berbekal aqidah dan keimanan yang kuat.

Refleksi Sosial

Sosial masyarakat Indonesia yang majemuk dan heterogen sebenarnya sangat potensi untuk menjadikan negara ini maju dan bermartabat. Bagaimana tidak, kalau kita tinjau pada zaman Kerajaan Majapahit atau Kerajaan Sriwijaya negeri ini sudah pernah bersatu. Dengan adanya sumpah pemuda negeri ini semakin kuat dan bersatu, kalaupun itu ada friksi-friksi ini adalah akibat perpecahan yang disulut masalah SARA oleh beberapa oknum secara politis atau kepentingan sesaat. Masyarakat Indonesia sangat berpotensi untuk menjadi lebih baik, dan potensi sosio kultural ini harus dibarengi oleh pemimpin-pemimpin daerah yang cakap dan cerdas yang paham akan masyarakatnya, sehingga melahirkan kebijakan-kebijakan yang menguntungkan dan meningkatkan martabat masyarakatnya.

Harapan

Saya sebagai anggota masyarakat paling bawah senantiasa terus optimis kepada pemerintah dalam menangani berbagai persoalan di masyarakat, baik itu masalah kesehatan, pendidikan, pertanian, industri rumah tangga dengan harapan pemerintah dapat membuat kebijakan yang simbiosis mutualisme bukan kebijakan yang parasitisme yang menguntungkan sebagian pihak. Masyarakat kita sangat berpotensi untuk mandiri dan maju dan memerlukan sentuhan kebijakan-kebijakan yang arif dan konsisten sehingga masyarakat juga akan semakin optimis dengan pemimpinnya.


Selasa, 22 Juli 2008


Get enjoy in Surabaya Zoo

With relax and enjoy i and my big family go to surabaya zoo. In there are many animals can be shown. My sweet alya and amanda get enjoy and full smile when see every animal that before can't sawn. For her is special day. For my mam, i want she smile.... I would like do every event can be get she to smile and always love me.......

Pilgub ...... Semoga membawa perubahan !


Hari ini tanggal 23 Juli 2008 , Jawa Timur mengadakan hajatan besar-besaran, Pemilihan Gubernur dengan 5 pasangan cagub dan cawagub. Pilihan ini benar-benar istimewa, karena baru pertama kali jawa timur mengadakan pemilu untuk Pilgub. Pemilihan karakter dan calon kita serahkan semuanya kepada segenap masyarakat, boleh pilih 1,2,3,4 ato 5 nggak pilih juga gak apa-apa namanya saja bebas, masuk TPS gak milih ato coblos semua boleh asal itu dari hati nurani.... Yang penting hari ini seluruh industri dan instansi libur, ya paling tidak hari ini bisa refresh. Dan yang lebih penting hasil pilihan yang tanggal 23 sore hari nanti bisa di-quick count oleh berbabagai lembaga survey dapat menjadikan kecerahan bagi kehidupan masyarakat jatim. So semoga warga jatim mendapat apa yang telah dijanjikan oleh para calon..... selamat memilih dan selamat berlibur....
untuk istri dan anak-anakku salam sayang untuk kalian semua....
Memberdayakan SDM Tak Kentara

Tulisan ini saya anggap sebagai pandangan mikro sebuah realitas sosial terutama dalam hal peningkatan SDM di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terutama kelas menengah atas dan perguruan tinggi merupakan pijakan Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan (usefull) karena pangsa pasar industri maupun dunia kerja sangat membutuhkan tenaga kerja di tingkat tersebut.
Dari angka lulusan SMA dan SMK di Jawa Timur tahun 2008 saja sekitar 10.000 lebih lulusan SMA dan SMA andaikan saja 50 % yang melanjutkan sekolah, berarti 5.000 lebih lulusan SMA yang harus memilih bekerja atau tidak beraktivitas alias menganggur. Kalaupun bekerja yang siap adalah lulusan SMK, walaupun dalam realitasnya kesiapan mereka tanpa didukung adanya peluang kerja yang signifikan dari instansi pemerintah maupun swasta, persaingan menjadi sangat tinggi. Itu adalah angkat tahun 2008, bagaimana tahun-tahun sebelumnya. Hal ini memang menjadi pekerjaan yang berat bagi semua pihak, terutama lembaga-lembaga yang sudah mapan, LSM, instansi pemerintah, swasta yang bergerak dalam perekrutan tenaga kerja.
Kalau melihat semakin bersaingnya kebutuhan pasar akan berbagai keahlian dari SDM yang diharapkan, tentunya ada beberapa pihak yang khusus mempersiapkan pelatihan, kursus,diklat dan sebagainya yang murah dan kompatibel dengan era kekinian. Menurut pengamatan hal ini sudah dilakukan oleh departemen tenaga kerja melalui wadah BLK yang menerapkan dua opsi yakni free training dan cost training dengan berbagai keahlian. Namun hal ini masih kurang, akan tetapi ini merupakan peluang dan kesempatan bagi SDM-SDM yang ingin memiliki keahlian tertentu. Semua memang dikembalikan kepada individu-individu yang melaksanakan.
Kita menengok lagi ke SDM yang dianggap lebih tinggi tingkatannya yakni lulusan PT. Di seluruh negara kita tercinta ini lulusan PT dari tahun ke tahun meningkat, kita tengok saja tahun 2007 kemarin lulusan PT baik dari PTS maupun PTN mencapai 70.000 lebih, kalau melihat Jawa Timur saja kira-kira 8.000 lebih lulusan PT. Kalau secara realitas kebutuhan kerja baik PNS maupun swasta kurang. Maka secara aktif dan kreatif para lulusan PT dihadapkan pada berbagai persoalan sosial dan kewirausahaan yang masih banyak peluang pekerjaan. Bidang-bidang garapan mereka tentunya lebih banyak, baik di sektor komunikasi, telekomunikasi, grafis, desain, waralaba, edukasi, transportasi dan pengiriman barang, dan sebagainya. Perlunya suatu suport-tivitas dari banyak pihak kepada mereka untuk berkarya dan mandiri karena sudah banyak instansi dan perbankan yang menawarkan dana dengan agunan murah yang merupakan ujung tombak kalau mau berwirausaha. So, jangan sampai negara ini semakin banyak dipenuhi angka pengangguran, kalau tidak kita yang memulai siapa lagi.....
Apa kabar Dunia !

Seolah hari ini duniaku menjadi baru, aku dihadapkan pada suasana baru, lingkungan baru dimana baru 3 kali ini aku menginjakkan kakiku di Ugama, bagaimana tidak aku di sini asing, tidak mengenal siapa-siapa dan berharap aku bisa menguasai lingkungan ini.
Betapapun di Lamongan atau di Yogya sama saja, semua serba sulit, di era reformasi ini tidak ada yang mudah, sesuai dengan hukum ekonomi bahwa alam ini pelit, kalau kita malas dan ongkang-2 kaki, kalau kita berbuat pasti ada buah hasil.
Selanjutnya di edisi yang lain aku mencoba untuk berkarya dan menulis tentang sosial kemasyarakatan, lingkungan dan pendidikan. Wassalam.

Hallo Dik, juga anak-anakku yang manis
Hari ini aku mulai menginjak kadipaten jogya guna meniti ilmu baru, doakan aku ya
Oh ya anak-anakku yang manis jangan suka rewel ya.. kasihan umi