Selasa, 22 Juli 2008

Memberdayakan SDM Tak Kentara

Tulisan ini saya anggap sebagai pandangan mikro sebuah realitas sosial terutama dalam hal peningkatan SDM di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terutama kelas menengah atas dan perguruan tinggi merupakan pijakan Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan (usefull) karena pangsa pasar industri maupun dunia kerja sangat membutuhkan tenaga kerja di tingkat tersebut.
Dari angka lulusan SMA dan SMK di Jawa Timur tahun 2008 saja sekitar 10.000 lebih lulusan SMA dan SMA andaikan saja 50 % yang melanjutkan sekolah, berarti 5.000 lebih lulusan SMA yang harus memilih bekerja atau tidak beraktivitas alias menganggur. Kalaupun bekerja yang siap adalah lulusan SMK, walaupun dalam realitasnya kesiapan mereka tanpa didukung adanya peluang kerja yang signifikan dari instansi pemerintah maupun swasta, persaingan menjadi sangat tinggi. Itu adalah angkat tahun 2008, bagaimana tahun-tahun sebelumnya. Hal ini memang menjadi pekerjaan yang berat bagi semua pihak, terutama lembaga-lembaga yang sudah mapan, LSM, instansi pemerintah, swasta yang bergerak dalam perekrutan tenaga kerja.
Kalau melihat semakin bersaingnya kebutuhan pasar akan berbagai keahlian dari SDM yang diharapkan, tentunya ada beberapa pihak yang khusus mempersiapkan pelatihan, kursus,diklat dan sebagainya yang murah dan kompatibel dengan era kekinian. Menurut pengamatan hal ini sudah dilakukan oleh departemen tenaga kerja melalui wadah BLK yang menerapkan dua opsi yakni free training dan cost training dengan berbagai keahlian. Namun hal ini masih kurang, akan tetapi ini merupakan peluang dan kesempatan bagi SDM-SDM yang ingin memiliki keahlian tertentu. Semua memang dikembalikan kepada individu-individu yang melaksanakan.
Kita menengok lagi ke SDM yang dianggap lebih tinggi tingkatannya yakni lulusan PT. Di seluruh negara kita tercinta ini lulusan PT dari tahun ke tahun meningkat, kita tengok saja tahun 2007 kemarin lulusan PT baik dari PTS maupun PTN mencapai 70.000 lebih, kalau melihat Jawa Timur saja kira-kira 8.000 lebih lulusan PT. Kalau secara realitas kebutuhan kerja baik PNS maupun swasta kurang. Maka secara aktif dan kreatif para lulusan PT dihadapkan pada berbagai persoalan sosial dan kewirausahaan yang masih banyak peluang pekerjaan. Bidang-bidang garapan mereka tentunya lebih banyak, baik di sektor komunikasi, telekomunikasi, grafis, desain, waralaba, edukasi, transportasi dan pengiriman barang, dan sebagainya. Perlunya suatu suport-tivitas dari banyak pihak kepada mereka untuk berkarya dan mandiri karena sudah banyak instansi dan perbankan yang menawarkan dana dengan agunan murah yang merupakan ujung tombak kalau mau berwirausaha. So, jangan sampai negara ini semakin banyak dipenuhi angka pengangguran, kalau tidak kita yang memulai siapa lagi.....

Tidak ada komentar: